Sabtu, 16 November 2013

Pengaruh situasi


Nama              : Eva astri Arwina
Kelas                : 3EA03
NPM                : 12211515

BAB 13
Pengaruh situasi

 JENIS-JENS SITUASI KONSUMEN
Suatu jenis situasi konsumen yang sangat penting yaitu situasi konsumen pemakaian. Situasi sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama : situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian.
SITUASI KOMUNIKASI
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar di mana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau  nonpribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi nonpribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen (misalnya, Laporan Keuangan)
Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu di masa suatu iklan muncul.
Sesungguhnya, beberapa studi telah melaporkan efek seperti ini. Di dalam satu penelitian, keadaan suasana hati penonton sementara menyaksikan iklan di pengaruhi oleh acara di sekelilingnya. Acara yang menyenangkan menyebabkan suasana hati yang lebih menyenangkan selama pemaparan iklan dibandingkan dengan acara yang menimbulkan rasa sedih., keadaan suasana hati yang lebih menguntungkan ini menyebabkan subyek mempunyai pikiran yang lebih positif sementara mengolah iklan, dan juga ingatan yang lebih baik akan informasi dalam iklan bersangkutan. Namun, dampak acara TV mungkin bergantung kepada jenis iklannya. Studi terbatu melaporkan bahwa acara yang menyenangkan menghasilkan ingatan yang lebih besar daripada acara yang membuat sedih untuk iklan yang menyenangkan, sementara acara tersebut tidak mempunyai efek yang berarti pada ingatan untuk iklan yang menyedihkan.  
Begitu pula, minat atau keterlibatan konsumen dengan suatu acara mungkin menentukan sebagian keefektifitan iklan. Ingatan akan merek yang diiklankan dan teks iklan lebih rendah untuk iklan yang diperhatikan selama suatu acara yang lebih melibatkan dibandingkan acara yang kurang melibatkan penonton. Selain itu, sikap terhadap iklan kerap lebih menguntungkan bila pemaparan iklan terjadi selama acara yang kurang melibatkan penonton. 
Para pelaksana sangat sadar akan pengaruh potensial yang mungkin ditimbulkan oleh suatu program keefektifan iklan mereka. Cola-cola, musalnya menghindari dari pemutaran iklan selama cara berita TV kerena akan ada beberapa berita untuk buruk di dalamnya dan Coke adalah produk yang menyenangkan dan ringan. Perhatian serupa menyebabkan Chrysler menarik iklannya dari mini seri ABC “Amerika” yang merupakan topik dari konsumen dalam fokus.
 
SITUASI PEMBELIAN
Situasi pembelian mengacu pada latar di mana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga di dalam situasi pembelian. Penjualan makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang harus dibayar konsumen untuk soda  dan jajanan di bioskop atau stadion baseball/stadion bola.
Pengaruh situasi dapat mewujudkan diri dalam bermacam cara selama pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini :
Lingkungan Informasi
Lingkungan Informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencakupi :
Ketersediaan Informasi 
Beban Informasi 
Format Informasi
Bentuk Informasi
Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen dapat di tempat yang benar di dalam toko.
Dari prespektif pemasar, atmospherics suatu toko dapat mempunyai sejumlah efek yang diharapkan pada konsumen. Pertama, atmospherics dapat membantu membentuk arah maupun dari durasi perhatian konsumen, sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian untuk produk yang mungkin saja terabaikan. Kedua, lingkungan eceran dapat mengekspresikan berbagai aspek mengenai toko kepada konsumen, seperti khalayak yang dimaksudkan dan penempatan (misalnya, toko busana berharap untuk menarik pelanggan skala atas dengan citra mode). Akhirnya, latar toko dapat pula mendatangkan reaksi emosi tertentu dari konsumen (misalnya, kesenangan dan kegairahan). Penelitian mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu berbelanja.
Lingkungan eceran terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya :
 Musik 
Tata Ruang dan Lokasi di Dalam Toko 
Warna 
Bahan POP (Point-Of-Purchase) 
Wiraniaga 
Kesesakan 
Pengaruh Waktu

SITUASI PEMAKAIAN
Situasi pemakai (Usage Situaition), yang mengacu pada latar di mana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama (misalnya, konsumen yang memakan hidangan mereka di restoran fast-food). Tetapi, konsumen produk kerap di dalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar di mana produk diperoleh.
Lingkungan sosial yang mencirikan situasi pemakaian dapat mempunyai pengaruh penting pada perilaku konsumen. Di dalam lingkungan dewasa ini yang semakin antirokok, kehadiran orang yang bukan perokok kerap akan berfungsi sebagai rintangan bagi perokok yang ingin menyalakan rokoknya. Penjualan bir khususnya peka terhadap apakah konsumsi terjadi di dalam latar umum versus pribadi. Antara 80 dan 90 persen penjualan bir impor adalah “di dalam gedung” (misalnya, di dalam bar dan restoran) di mana orang lain dapat melihat jenis biar yang diminum. Sebagai kontras, 70 persen dari penjualan merek domestik dihasilkan oleh konsumsi di dalam rumah.
Waktu dimana pemakaian terjadi mungkin pula mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh, konsumsi makanan sangat bergantung pada waktu dalam satu hari. Kita jarang memakan spageti untuk sarapan atau serealia untuk makan malam. Sebagai contoh memperlihatkan preferensi mahasiswa atau masyarakat intuk berbagai buah bergantung pada waktu dalam satu hari dan konteks di mana konsumsi terjadi. Contoh : buah pesik adalah buah yang paling disukai untuk sarapan atau jajanan pada siang hari, tetapi digantikan dengan arbie untuk pencuci mulut pada waktu makan malam.
INTERAKSI ORANG-SITUASI
Sacara implisit mengasumsikan bahwa semua konsumen berespons dengan cara yang sama terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak harus demikian. Walaupun sebagaian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh variasi situasi, yang lain mungkin sering terbukti agar tidak peka.
 Ide bahwa konsumen tidak homogeny dalam respons mereka trehadap faktor situasi memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena kosumen yang berbeda mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda, diskon berargumen bahwa pemasar mungkin kerap perlu menggunakan pemangsaan orang-situasi. Ini adalah manfaat yang seharusnya disampaikan oleh produk dalam membujuk pangsa pasar orang-situasi yang spesifik. Selain itu, beberapa pangsa orang-situasi mencari manfaat yang unik (misalnya, lation musim dingin dengan wangi-wangian untuk pemain ski wanita). Pabrik suntan yang tertarik untuk menargetkan wanita dewasa berkulit hitam yang menggunakan produk tersebut sewaktu bermain ski, misalnya, harus menyertakan bahan yang akan memberikan perlindungan khusus sinar matahari dan cuaca, formula antibeku, dan wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik bagi wanita.
  
PENGARUH SITUASI TIDAK TERDUGA
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen target mengenai maksud pembelian mereka untuk ,meramalkan permintaan produk pada masa dating. Walaupun maksud pembelian dapat, dalam kondisi yang tepat, besifat prediktif mengenai perilaku masa datang, satu ancaman besar terhadap daya prediktif mereka adalah gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh, seorang konsumen mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik kentang tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun, maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau bila ada ada merek lain dengan kualitas sama dijual di sana. Sebaliknya, seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli suatu produk sewaktu disurvai pada waktu tertentu. Namun, pembelian berikutnya mungkin terjadi karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan (misalnya, orang yang bukan peminum kopi membeli kopi untuk orangtuanya yang suka minum kopi).
Dari prespektif pemasaran, pokok penting di sini secara sederhana adalah bahwa orang harus mengenali potensi pengaruh situasi yang tak terduga dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian. Walaupun lerap diharapkan bahwa efek seperti ini akan cenderung diseimbangkan (yaitu, jumlah pelanggan yang hilang karena pengaruh situasi yang tak terduga akan diimbangi oleh jumlah yang didapat karena alasan yang sama), kenyataannya mungkin tidak demikian.      


Sumber :
http://ayankvoice.wordpress.com/2013/01/10/pengaruh-individu/

PENGARUH INDIVIDU


Nama              : Eva astri Arwina
Kelas                : 3EA03
NPM                : 12211515

BAB 11
Pengaruh Individu


Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak . tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu secara sadar maupun tanpa sadar berjuang mengurangi melalui prilaku yang mereka harapankan akan memenuhi kebutuhan mereka dan demikian akan membebaskan mereka dari tekanan yang mereka rasakan.
Kebutuhan
Setiap orang mempunyai berbagai kebutuhan : beberapa darinya adalah kebutuhan sejak lahir yang lain adalah yang diperoleh kemudian. Kebutuhan dasar bersifat fisiologis meliputi kebutuhan makan, minum, air, udara, pakaian semua itu dibutuhkan untuk meneruskan kehidupan biologis.
Kebutuhan perolehan adalah kebutuhan yang kita pelajari sebagai jawaban terhadap kebudayaan atau lingkungan kita. Ini dapat mencakup kebutuhan untuk memperoleh penghargaan diri, martabat, kasing saying, kekuasaan karena kebutuhan perolehan biasanya bersifat psikologis.
Sasaran
Sasaran adalah hasil yang diinginkan dari prilaku yang didorong oleh pengaruh individu, semua perilaku berorentasi pada sasaran.
Sasaran umum- yaitu, kelas atau kategori sasaran umum yang dipandang konsumen sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika seseorang mengatakan kepada orangtua nya bahwa ia ingin memperoleh gelar sarjana, ia sudah menyatakan sasaran umum.
Pengaruh Positif Dan Negatif
Arah pengaruh dapat positif atau negative. Kita dapat mersakan adanya tenaga pendorong kea rah atau menjauhi/ menghindar obyek atau keadaan tertentu. Sebagai contoh seseorang mungkin terdorong pergi ke restoran tertentu karena kebutuhan akan lapar, dan meninggalkan alat angkutan sepeda motor untuk memenuhi kebutuhan keselamatan.
Sasaran juga dapat positif atau negative. Sasaran positif adalah sasaran yang menjadi arah bagi perilaku: jadi sasaran sering disebut obyek yang didekati. Sasaran negatif adalah sasaran yang dihindario oleh perilaku, dan disebut obyek yang dijauhi.


Motif Rasional Versus Emosional
Beberapa pakar perilaku konsumen membedakan antara apa yang dinamakan Motif Rasional dan Motif Emosional. Mereka menggunakan istilah rasionalitas dalam pengertian ekonomi tradisional, yang menganggap bahwa para konsumen berprilaku rasional jika mereka secara teliti mempertimbangkan semua alternative dan memilih alternative yang memberikan kegunaan yang terbesar kepada mereka.
Asumsi yang mendasari perbedaan ini adalah bahwa criteria subyektif atau emosional tidak memaksimumkan kegunaan atau kepuasaan. Tetapi, masuk akal jika diasumsikan bahwa para konsumen selalu berusaha memilih berbagai alternative yang, menurut pandangan mereka, membantu memaksimumkan kepuasan. Jelas, penilaian kepuasan merupakan proses yang sangat pribadi, yang didasarkan pada struktur kebutuhan orang itu sendiri, maupun pada pengalaman perilaku dan social diwaktu yang lalu.

Kebutuhan dan sasaran berbeda-beda Antar-Individu
Orang tidak dapat menyimpulkan dengan tepat berbagai motif dari perilaku. Orang – orang yang mempunyai kebutuhan yang berbeda mungkin mengusahakan pemenuhan dengan cara memilih sasaran yang sama : orang – orang dengan sasaran yang sama mungkin mencari pemenuhan melalui sasaran yang berbeda .
Demikian pula, kelima orang itu mungkin didorong oleh kebutuhan yang sama (misalnya, Kebutuhan ego) untuk mengusahakan pemenuhan dengan berbagai cara. Yang pertama mungkin untuk mencari kemajuan dan pengakuan melalui karier  professional : yang kedua mungkin aktif dalam organisasi politik: yang ketiga mungkin ikut dalam pertandingan marathon boston: yang keempat mungkin mengambil pelajaran dansa professional: dan yang kelima mungkin mencari perhatian dengan memonopoli diskusi di kelas.

Pengaruh Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Pengaruh personal atau individu Merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang berasal dari faktor pada diri si konsumen, yang diantaranya:
 Usia dan Tahap Daur Hidup
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.
Gaya Hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Kepribadian dan Konsep Diri
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.


Sumber:
http://ayankvoice.wordpress.com/2013/01/10/pengaruh-individu/

Pengaruh Kelas sosial dan status

Nama              : Eva astri Arwina
Kelas                : 3EA03
NPM                : 12211515

BAB 10

Pengaruh Kelas sosial dan status


Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.

Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya. 
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang akan terlibat dalam beberapa kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya  : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.
a.        Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
b.       Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial mencakup dalam berbagai kategori berikut:
1.    Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk menguukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya.
2.    Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengnai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3.    Ukuran Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya.
sumber: