BAB
IV
PEMBAHASAN
STABILITAS KEAMANAN TERHADAP KETAHANAN EKONOMI NASIONAL
Membangun
stabilitas nasional, sering diasosiasikan sebagai masalah militer.
Pandangan ini tidak salah. Karena sesungguhnya militer adalah
kekuatan inti atau kekuatan utama dalam membangun dan mengembangkan
sistem pertahanan nasional untuk mewujudkan stabilitas nasional. Oleh
karena itu, pengidentifikasian masalah ketahanan sebagai masalah
militer, bukan sesuatu hal yang baru dan bukan pula suatu bentuk
kekeliruan logika. Sudut pandang tersebut merupakan suatu bentuk
nyata, empiric, rasional dan kontesktual. Bahkan pandangan seperti
itu merupakan bentuk proporsionalitas pemikiran mengenai tugas dan
fungsi sebuah institusi Negara.
Di
dalam Rapim TNI 2006, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan
TNI agar tidak cemat menapaki jalannya perubahan reformasi dan justru
meminta tentara harus menjadi bagian dari gerakan perubahan itu.
Kondisi ini, menggambarkan bahwa adanya gejala kegamangan TNI dalam
menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan terkait dengan isu supremasi
sipil, demokratisasi, dan human scurity (HAM). Reformasi di mana pun
memang memerlukan kesabaran. Dalam perjalanannya terkadang menemui
rintangan dan tantangan. Memang mewacanakan militer di Indonesia
tidak bisa terlepas dari ikon Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di
sadari atau tidak, bangsa ini masih memiliki pekerjaan yang cukup
panjang termasuk membenahi organisai TNI beserta persoalan
eksternalnya. Bangsa ini butuh keamanan dan rasa aman. Tentara
merupakan salah satu asset bangsa yang penting dalam mewujudkan
mempertahankan wilayah NKRI. Ironisnya ketika kita butuh keamanan,
tidak dibarengi dengan perlakuan yang mendukung keberdayaan TNI.
Tidak
bisa dipungkiri, kekuatan militer merupakan salah satu pilar penting
bagi kedaulatan Negara. Nyatanya di dunia ini Negara yang memiliki
daya topang militer yang kuat akan mencuatkan kewibawaan diplomatic
dan gengsi politik internasional. Kekuatan militer menjadi salah satu
barometer kekuatan suatu Negara. Jika militernya kuat, yakinlah
Negara itu memiliki posisi tawar yang kuat dengan Negara lain. Tentu
kekuatan militer saja tidak akan cukup untuk membuat suatu Negara
survive dan berkembang, ia pun butuh kekuatan ekonomi dan politik
yang kuat sebagai penopangnya.
Persoalan
yang perlu dijawab oleh TNI adalah problema separatisme, terotisme,
dan Transnational Organized Crimes (TOC), masalah batas wilayah,
klaim wilayah, pelanggaran wilayah, pencurian kekayaan alam,
subversi-infiltrasi, dan spionase, survey illegal oleh pihak asing,
penyelundupan senjata dari luar negeri, konflik komunal, suku agama,
ras dan atargolongan (SARA), Separatisme dan gejala federalisme.
Memang TNI selain dipersiapkan untuk operasi perang juga dipersiapkan
untuk operasi selain perang seperti penanggulangan bencana alam dll.
Kita patut acungkan jempol atas peran-peran TNI dalam turut aktif
merehabilitasi dan membantu korban tsunami di Aceh, Pangandaran dan
sekitarnya, korban gemba di Yogyakarta, Korban banjir Lumpur di
Sidoarjo dll. Inilah hakikat peran TNI di era Reformasi.
Dinamika
sosial-politik yang ada saat ini, memberikan pengaruh baik terhadap
struktur maupun kultur pemerintahan dalam mengelola bangsa dan
Negara. Kebijakan politik terbaru memberikan informasi bahwa dalam
membangun ketahanan nasional ini tidak hanya membutuhkan kekuatan
utama, melainkan ada kekuatan pendukung lainnya yang dapat memperkuat
dan memperkokoh ketahanan Negara Indonesia. Kekuatan pendukung
tersebut adalah rakyat.
Faktor
rakyat dalam membangun ketahanan nasional atau ketahanan Negara dan
stabilitas nasional sudah terbuktu dalam sejarah dunia maupun sejarah
Indonesia. Peran rakyat dalam membangun ketahanan Nasional ini baik
dalam konteks mendukung efektivitas ketahanan nasional maupun menjadi
pendukung dalam membangun ketahanan nasional. Bahkan dalam sejarah
Nasional Indonesia pahlawan terhadap kaum imperialisme dan
kolonialisme berakar dari perlawanan rakyat yang kemudian menjadi
embrio lahirnya tentara nasional Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
ketahanan Negara tidak bisa dilepaskan dari ketahanan sosial dalam
menunjukkan nasionalisme dan kesungguhannya dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, dalam membangun
ketahanan Negara perlu melibatkan usaha untuk membangun ketahanan
nasional yang berbasiskan pada kesadaran kolektif bangsa Indonesia
untuk m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar