Nama :
Eva astri Arwina
Kelas :
3EA03
NPM :
12211515
BAB
13
Pengaruh situasi
JENIS-JENS
SITUASI KONSUMEN
Suatu jenis situasi konsumen yang sangat penting yaitu situasi konsumen
pemakaian. Situasi sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis utama
: situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian.
SITUASI KOMUNIKASI
Situasi komunikasi dapat
didefinisikan sebagai latar di mana konsumen dihadapkan kepada komunikasi
pribadi atau nonpribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan
yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau
sesame konsumen. Komunikasi nonpribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus,
seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen (misalnya,
Laporan Keuangan).
Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu di masa
suatu iklan muncul.
Sesungguhnya, beberapa studi telah melaporkan efek seperti ini. Di
dalam satu penelitian, keadaan suasana hati penonton sementara menyaksikan
iklan di pengaruhi oleh acara di sekelilingnya. Acara yang menyenangkan
menyebabkan suasana hati yang lebih menyenangkan selama pemaparan iklan
dibandingkan dengan acara yang menimbulkan rasa sedih., keadaan suasana hati
yang lebih menguntungkan ini menyebabkan subyek mempunyai pikiran yang lebih
positif sementara mengolah iklan, dan juga ingatan yang lebih baik akan
informasi dalam iklan bersangkutan. Namun, dampak acara TV mungkin bergantung
kepada jenis iklannya. Studi terbatu melaporkan bahwa acara yang menyenangkan
menghasilkan ingatan yang lebih besar daripada acara yang membuat sedih untuk
iklan yang menyenangkan, sementara acara tersebut tidak mempunyai efek yang
berarti pada ingatan untuk iklan yang menyedihkan.
Begitu pula, minat atau keterlibatan konsumen dengan suatu acara
mungkin menentukan sebagian keefektifitan iklan. Ingatan akan merek yang
diiklankan dan teks iklan lebih rendah untuk iklan yang diperhatikan selama
suatu acara yang lebih melibatkan dibandingkan acara yang kurang melibatkan
penonton. Selain itu, sikap terhadap iklan kerap lebih menguntungkan bila pemaparan
iklan terjadi selama acara yang kurang melibatkan penonton.
Para pelaksana sangat sadar akan pengaruh potensial yang mungkin
ditimbulkan oleh suatu program keefektifan iklan mereka. Cola-cola, musalnya
menghindari dari pemutaran iklan selama cara berita TV kerena akan ada beberapa
berita untuk buruk di dalamnya dan Coke adalah produk yang menyenangkan dan
ringan. Perhatian serupa menyebabkan Chrysler menarik iklannya dari mini seri
ABC “Amerika” yang merupakan topik dari konsumen dalam fokus.
SITUASI PEMBELIAN
Situasi pembelian mengacu
pada latar di mana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat
lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan
hebat dalam kepekaan konsumen akan harga di dalam situasi pembelian. Penjualan
makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang harus dibayar
konsumen untuk soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball/stadion
bola.
Pengaruh situasi dapat mewujudkan diri dalam bermacam cara selama
pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini :
Lingkungan Informasi
Lingkungan Informasi mengacu pada
keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi
konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi determinan penting dari
perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan
keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama
mencakupi :
Ketersediaan Informasi
Beban Informasi
Format Informasi
Bentuk Informasi
Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap diacu sebagai store
atmospheries, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar.
Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berada di luar kendali
pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan lingkungan eceran. Kedua,
pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen dapat di tempat yang benar di dalam
toko.
Dari prespektif pemasar, atmospherics suatu toko
dapat mempunyai sejumlah efek yang diharapkan pada konsumen. Pertama, atmospherics dapat
membantu membentuk arah maupun dari durasi perhatian konsumen, sehingga
meningkatkan kemungkinan pembelian untuk produk yang mungkin saja terabaikan.
Kedua, lingkungan eceran dapat mengekspresikan berbagai aspek mengenai toko
kepada konsumen, seperti khalayak yang dimaksudkan dan penempatan (misalnya,
toko busana berharap untuk menarik pelanggan skala atas dengan citra mode).
Akhirnya, latar toko dapat pula mendatangkan reaksi emosi tertentu dari konsumen
(misalnya, kesenangan dan kegairahan). Penelitian mengemukakan bahwa perasaan
ini dapat mempengaruhi jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu
berbelanja.
Lingkungan eceran terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya :
Musik
Tata Ruang dan Lokasi di Dalam Toko
Warna
Bahan POP (Point-Of-Purchase)
Wiraniaga
Kesesakan
Pengaruh Waktu
SITUASI PEMAKAIAN
Situasi pemakai (Usage Situaition), yang mengacu pada latar di
mana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian, situasi pembelian dan pemakaian
sebenarnya sama (misalnya, konsumen yang memakan hidangan mereka di restoran
fast-food). Tetapi, konsumen produk kerap di dalam latar yang sangat jauh, baik
secara fisik maupun temporal, dari latar di mana produk diperoleh.
Lingkungan sosial yang
mencirikan situasi pemakaian dapat mempunyai pengaruh penting pada perilaku
konsumen. Di dalam lingkungan dewasa ini yang semakin antirokok, kehadiran
orang yang bukan perokok kerap akan berfungsi sebagai rintangan bagi perokok
yang ingin menyalakan rokoknya. Penjualan bir khususnya peka terhadap apakah
konsumsi terjadi di dalam latar umum versus pribadi. Antara 80 dan 90 persen
penjualan bir impor adalah “di dalam gedung” (misalnya, di dalam bar dan
restoran) di mana orang lain dapat melihat jenis biar yang diminum. Sebagai
kontras, 70 persen dari penjualan merek domestik dihasilkan oleh konsumsi di
dalam rumah.
Waktu dimana
pemakaian terjadi mungkin pula mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh,
konsumsi makanan sangat bergantung pada waktu dalam satu hari. Kita jarang
memakan spageti untuk sarapan atau serealia untuk makan malam. Sebagai contoh
memperlihatkan preferensi mahasiswa atau masyarakat intuk berbagai buah
bergantung pada waktu dalam satu hari dan konteks di mana konsumsi terjadi.
Contoh : buah pesik adalah buah yang paling disukai untuk sarapan atau jajanan
pada siang hari, tetapi digantikan dengan arbie untuk pencuci mulut pada waktu
makan malam.
INTERAKSI ORANG-SITUASI
Sacara implisit mengasumsikan bahwa semua konsumen berespons
dengan cara yang sama terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak
harus demikian. Walaupun sebagaian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh
variasi situasi, yang lain mungkin sering terbukti agar tidak peka.
Ide bahwa konsumen tidak homogeny dalam respons mereka
trehadap faktor situasi memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar.
Karena kosumen yang berbeda mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang
dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda, diskon berargumen bahwa
pemasar mungkin kerap perlu menggunakan pemangsaan orang-situasi.
Ini adalah manfaat yang seharusnya disampaikan oleh produk dalam membujuk
pangsa pasar orang-situasi yang spesifik. Selain itu, beberapa pangsa
orang-situasi mencari manfaat yang unik (misalnya, lation musim dingin dengan
wangi-wangian untuk pemain ski wanita). Pabrik suntan yang tertarik untuk
menargetkan wanita dewasa berkulit hitam yang menggunakan produk tersebut
sewaktu bermain ski, misalnya, harus menyertakan bahan yang akan memberikan
perlindungan khusus sinar matahari dan cuaca, formula antibeku, dan
wangi-wangian parfum musim dingin yang menarik bagi wanita.
PENGARUH SITUASI TIDAK TERDUGA
Pemasar kadang bertanya kepada konsumen target mengenai maksud
pembelian mereka untuk ,meramalkan permintaan produk pada masa dating. Walaupun
maksud pembelian dapat, dalam kondisi yang tepat, besifat prediktif mengenai
perilaku masa datang, satu ancaman besar terhadap daya prediktif mereka adalah
gangguan yang disebabkan oleh pengaruh situasi yang tak terduga. Sebagai contoh,
seorang konsumen mungkin sepenuhnya mengantisipasikan pembelian merek kripik
kentang tertentu selama kunjungan yang berikutnya ke toko makanan. Namun,
maksud pembelian ini mungkin tidak terpenuhi bila produk tersebut habis atau
bila ada ada merek lain dengan kualitas sama dijual di sana. Sebaliknya,
seorang konsumen mungkin tidak berminat untuk membeli suatu produk sewaktu
disurvai pada waktu tertentu. Namun, pembelian berikutnya mungkin terjadi
karena semacam kejadian yang tidak diantisipasikan (misalnya, orang yang bukan
peminum kopi membeli kopi untuk orangtuanya yang suka minum kopi).
Dari prespektif pemasaran, pokok penting di sini secara sederhana
adalah bahwa orang harus mengenali potensi pengaruh situasi yang tak terduga
dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian.
Walaupun lerap diharapkan bahwa efek seperti ini akan cenderung diseimbangkan
(yaitu, jumlah pelanggan yang hilang karena pengaruh situasi yang tak terduga
akan diimbangi oleh jumlah yang didapat karena alasan yang sama), kenyataannya
mungkin tidak demikian.
Sumber :
http://ayankvoice.wordpress.com/2013/01/10/pengaruh-individu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar